Sukarno dan Gagasan Pro UMKM

Artikel Populer

Kopiah.co – Dalam sejarah perjuangan ekonomi bangsa, peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sering kali menjadi tulang punggung dalam menopang kehidupan rakyat banyak. Meskipun istilah UMKM belum dikenal secara resmi pada masa Soekarno, namun semangat keberpihakan terhadap ekonomi rakyat sudah sangat nyata tertanam dalam pemikiran dan kebijakan sang proklamator.

Soekarno memandang ekonomi bukan semata-mata sebagai soal pertumbuhan angka-angka, melainkan sebagai perjuangan ideologis. Dalam pidato-pidatonya, ia kerap menekankan pentingnya ekonomi berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri. Konsep ini menolak ketergantungan pada kekuatan asing dan menekankan penguatan sektor ekonomi rakyat, termasuk koperasi dan usaha kecil. Dalam pandangan Soekarno, pembangunan nasional sejatinya adalah membangun manusia Indonesia, terutama golongan bawah, agar mampu mandiri dan berdaulat secara ekonomi.

Selain itu, Soekarno juga dikenal sebagai sosok yang sangat menekankan pentingnya revolusi mental. Dalam konteks UMKM, revolusi mental dapat dimaknai sebagai dorongan untuk membentuk jiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, dan mandiri di kalangan rakyat. Ia mengajak rakyat untuk tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen, serta menciptakan barang dan jasa yang bermanfaat untuk masyarakat secara umum.

Meskipun banyak kebijakan ekonomi Soekarno tidak berjalan optimal karena situasi politik dan tekanan internasional, namun warisan pemikirannya tetap relevan. Di era modern ini, ketika UMKM menjadi pilar utama perekonomian nasional dan terbukti tangguh di tengah krisis, semangat pro-rakyat ala bung karno kembali menemukan gaungnya.

Menjadikan UMKM sebagai subjek utama pembangunan bukan sekadar strategi ekonomi, melainkan juga pilihan ideologis yang berpihak pada keadilan sosial. Dengan menggali kembali semangat berdikari dan keberpihakan terhadap rakyat kecil seperti yang diwariskan Soekarno, Indonesia bisa membangun ekonomi yang tidak hanya tumbuh, tetapi juga merata dan berkeadilan.

Dalam berbagai pidato serta tulisannya Soekarno sering mengutip ajaran-ajaran tokoh dunia maupun nilai-nilai lokal yang menekankan pentingnya kemandirian ekonomi rakyat. Ia tidak ingin Indonesia jatuh ke dalam jurang kapitalisme yang menindas atau sosialisme yang otoriter, melainkan membangun sistem ekonomi gotong royong yang menjadi karakter khas masyarakat Indonesia. Semangat gotong royong ini sangat cocok dengan karakter UMKM, yang biasanya tumbuh di lingkungan komunitas dengan semangat saling bantu dan kerja sama. Dalam konteks ini, Soekarno sebenarnya telah merintis jalan bagi lahirnya ekonomi berbasis mashlahat umum jauh sebelum konsep ekonomi inklusif menjadi tren global.

Kini, saat tantangan global seperti krisis pangan, ketimpangan ekonomi, dan disrupsi digital semakin nyata, gagasan Soekarno tentang ekonomi kerakyatan menemukan momentumnya kembali. Pemerintah dan masyarakat perlu menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan ekonomi ala Bung Karno dengan memberikan ruang, perlindungan, serta akses terhadap teknologi dan pembiayaan bagi pelaku UMKM. Dengan begitu, UMKM tidak hanya menjadi penyelamat di masa krisis, tetapi juga motor utama dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Barcelona Tak Tahu Saya Menangis Malam Itu

Oleh Sheva ZuhdiKopiah.co - Barcelona gagal melaju ke final Liga Champion. Mereka kalah 3-4 dalam leg kedua semifinal di...

Artikel Terkait