Debu Sejarah Islam di Benua Eropa

Artikel Populer

Syifa Fauziah
Syifa Fauziah
Santri | Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir

Kopiah.co – Madrid tidak selalu menyoal tentang klub liga sepakbola ternama dunia. Madrid yang kini merupakan kota terbesar nan eksotis dengan kemegahan bangunannya yang khas, sekaligus menjadi ibu kota dari Negara Spanyol. Kota yang megah dan indah ini dahulu pernah menjadi saksi dari hidupnya atmosfer peradaban serta kehidupan Islam di tanah Andalusia.

Al-Andalus nama yang berasal dari bahasa Arab, atau sering juga disebut Andalusia merupakan nama dari bagian semenanjung Jazirah Iberia yang dahulu berada di bawah pemerintahan muslim. Adapun sejarah Islam di Spanyol dapat ditemukan sejak dari gerbang pintu masuk Andalusia.

Berangkat dari nama ilmuwan muslim yang masih ditakzimkan oleh bangsa Eropa hingga saat ini, salah satunya Ibnu Rusyd, Islam di tanah Andalusia tidaklah semata-mata eksistensi sebuah agama saja. Namun, Islam juga menjelma sebagai acuan kehidupan serta kajian ilmu pengetahuan yang aktif dan progresif.

Di masa pemerintahan Dinasti Umayyah, sejarah pertama penyebaran Islam dapat ditemukan di Andalusia. Kurang lebih hampir 8 abad lamanya Islam bertahan di Spanyol dengan adanya bukti bahwa Islam berperan besar dalam kemajuan Barat. Nyaris di seluruh aspek terutama dalam bidang keilmuan, Barat berhutang budi pada perdaban Islam.  Di antara beberapa bidang keilmuan yang terinspirasi dari kejayaan Islam masa silam seperti; bidang politik, ekonomi, sains, teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah, dan hukum.

Dalam buku Islam in Andalus karya dari Ahmad Thomson dan Muhammad Ata`ur Rahim, masa pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia disebut menjadi tonggak pondasi keilmuan yang pengaruhnya masih dirasakan hingga saat ini. Melalui pendidikan inilah Islam memberikan sumbangan sangat besar terhadap kemajuan Barat.

Akhirnya, masa keemasan Islam tersebut sirna pada tahun 1492. Salah seorang sejarawan Mesir Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya Qishas Al-Andalus ‘Kenangan yang Pahit dan Kepedihan’ menyebutkan hal-hal yang menyebabkan masa kejayaan Islam pada saat itu runtuh di tanah Andalusia, yaitu; pertama, para pemimpin Islam yang hidup dalam dunia kemewahan. Kedua, pudarnya semangat untuk berjihad. Ketiga, meluas dan merebaknya kemaksiatan. Terakhir, kondisi mental muslim Andalusia pada saat itu sangat lemah disertai krisis dalam segala aspek kehidupan, sehingga sangat mudah saling memperebutkan kekuasan di kalangan umat muslim.

Keadaan inilah yang menyebabkan kaum Nasrani yang dipimpin oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella memanfaatkan situasi dengan memberi 2 pilihan sulit, yaitu; pertama, tetap berada di Spanyol namun, berpindah menjadi Nasrani, atau pilihan kedua, tetap menjadi muslim akan tetapi harus meninggalkan kota tersebut.

Berdasarkan ironi demikian, cahaya Islam hilang seperti ditelan bumi. Seperti halnya lembaran buku yang baru saja dibuka, muslim di Andalusia tergantikan dengan adanya pendatang kalangan penganut agama Kristen atau kaum Nasrani yang menempatinya. Peristiwa yang dikenal dengan istilah Reconquista ini lah yang menjadi penanda berakhirnya masa kejayaan Islam di Eropa.

Kini peradaban Islam di Andalusia hanyalah sebuah nostalgia. Melihat jejak sejarah peadaban Islam di tanah Andalusia, seperti yang kita ketahui banyak bangunan-bangunan megah peninggalan di masa kegemilangan Islam pada saat itu. Banyak di antaranya yang digunakan sebagai pusat pembelajaran serta aktivitas keilmuan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Cerita dari Palestina : Berbaik Sangka kepada Imigrasi Paling Ketat, Allenby Border

Kopiah.Co — Berbaik sangka dalam menjalani apapun ternyata dapat menjadi perjalanan hidup kita menjadi ringan, termasuk saat singgah ke...

Artikel Terkait