Ibnu Muqaffa, Penghulu Keilmuan Arab dan Persia

Artikel Populer

Kopiah.coIbnu Muqaffa adalah sastrawan Arab yang hidup di dua masa kekhalifahan; Umawiyah dan Abasiyah. Ia lahir dari seorang Bapak yang bekerja di kantor kebudayaan diwan Al Kharraj.

Ia merupakan asli suku Persia. Bapak dari Ibnu Muqaffa pernah menerima hukuman potong tangan karena telah mencuri harta daulat. Ia dijuluki Ibnu Muqaffa atau yang berarti anak pemilik tangan yang kering dari luka potong.

Bapak Ibn Muqaffa berperan penting dalam kehidupan keilmuannya. Keluarga itu yang pada awalnya tinggal di Joor sebuah daerah di Persia, berpindah menuju basharah, akhirnya beradaptasi dengan keilmuan-keilmuan baru di Basharah.

Bapak Ibn Muqaffa mengajarkan Ibn Muqaffa setelah ilmu-ilmu Persia, ilmu-ilmu Arab beserta kesusastraannya.

Ibn Muqaffa mampu beradaptasi dengan ilmu-ilmu Arab. Ia diterima bekerja di salah satu kantor Umar ibnu Habyirah, Hisyam bin Abdi Malik, Yazid Ibnu Umar, juga untuk para petinggi Daulah Umawiyah sebagai penulis.

Ia memiliki kejelian dalam memilih kata untuk makna yang ia maksud. Muhammad Al Jumahiyy, pengarang kitab Thabaqat Asyua’ra berpendapat, “Belum ada orang setelah sahabat, lebih cerdas daripada Khalil bin Ahmad dan tidak ada dari orang a’jam yang lebih cerdas dari Ibn Muqaffa”.

Karir Ibnu Muqaffa tidak hanya unggul sebagai penulis di kantor-kantor penting, ia juga berperan besar dalam penerjemahan bahasa Bahlaweh kepada bahasa Arab.

Ibn Muqaffa menginterpretasikannya dengan baik, teliti, dibantu pengetahuannya tentang ilmu-ilmu Persia dan kebahasaannya. Ia juga menerjemahkan kitab-kitab mantik, seperti kitab Maqulat milik Aristoteles, “Khudainameh” sebuah kitab sejarah raja-raja Persia, “Ayban Nameh” syair-syair kerajaan Daulat Sasaniyah, sebagaimana juga Ibn Muqaffa menerjemahkan kumpulan cerita hikmat “Kalilah wa Dimnah” dari bahasa India kepada bahasa Arab.

Ibn Muqaffa memiliki keilmuan yang luas, selain ahli di kesusastraan ia juga ahli dalam ilmu-ilmu kepemerintahan dan seni berperang. Karyanya perihal kritik pemerintah terekam dalam kutipan-kutipan yang banyak disadur Ibnu Qutaybah.

Juga pada buku “Kalilah wa Dimnah”, Ibnu Muqaffa menambahkan teori kritik sosialnya pada dua belas judul tambahan yang ia karang.

“Risalah Shahabah”, sebuah karya yang Ibn Muqaffa persembahkan mengkritik perilaku buzzer-buzzer pemerintahan yang berkhidmah kepada kerajaan, menjadi pemegang rahasianya, dan pengendali masa di zaman kepemerintahan Abu Jakfar al Manshur.

Pada karyanya itu, Ibn Muqaffa berhasil menampakkan kematangan, kecerdasan, dan mendialogkan pemikiran besarnya.

Ibn Muqaffa, dengan sumbangsihnya menerjemah ilmu-ilmu Persia kepada bahasa Arab, mendialogkan ulang fikirannya sendiri berupa kritik telah menyumbang peran besar, menjadi pahlawan kemajuan peradaban Islam. Mengawinkan keilmuan Persia dan Arab untuk saling berbaur dan beranak-pinak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Korelasi Antara Sufistik dan Politik: Membangun Spiritualitas Kebangsaan

Oleh Fadhilah Irsyad, Mahasiswa Universitas Az-Zaitunah, Tunis. Kopiah.co - Tarekat dalam perkembangannya mengalami transformasi, tidak hanya sekedar metode penyucian jiwa,...

Artikel Terkait