Etika dan Moral Bangsa yang Perlahan Luntur

Artikel Populer

Kopiah.Co — Belakangan ini, sangat ramai diperbincangkan soal etika. Mengingatkan bahwa etika memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Faktanya, di dunia politik, ekonomi, hukum, sosial bahkan pendidikan etika selalu menjadi aturan yang paling utama.

Pada saat yang bersamaan, manusia sangat erat disebut sebagai makhluk sosial yang tak pernah lepas dan selalu membutuhkan orang lain. Akan tetapi hubungan antar manusia pun belum tentu selalu berjalan dengan baik.

Yang terjadi di Indonesia saat ini adalah adanya kekerasan dan kejahatan yang merajalela, yang tentunya disebabkan oleh kesenjangan sosial antar masyarakat seperti sekedar perebutan kekuasaan atau Bisa jadi juga terkikisnya etika karena dipengaruhi oleh masuknya budaya asing yang dapat merubah adat istiadat yang sudah ada di masyarakat tersebut.

Sedangkan Indonesia memiliki pancasila sebagai moral yang mencerminkan karakteristik dari bangsa Indonesia itu sendiri. Maka, pancasila menjadi dasar perilaku atau acuan bangsa dan negara dalam mengambil sikap dan kebijakan.

Namun kenyataannya akhir-akhir ini sering terjadi ketidaksesuaian beretika dalam masyarakat yang menghilangkan citra dari karakteristik bangsa. Lantas bagaimana etika masyarakat untuk mewujudkan moral bangsa?

Etika merupakan suatu hal menarik dan tidak pernah berakhir untuk diperbincangkan, karena etika ialah aturan yang sangat penting dalam tatanan kehidupan manusia.

Tampaknya sangat disadari bahwa perubahan zaman dapat merubah segala hal termasuk etika dan moral. Dikalangan masyarakat sikap sederhana, saling sapa dan gotong royong, sekarang berganti menjadi angkuh, serakah, sombong dan hidup individual.

Ambil contoh dari generasi muda gen-Z yang selalu menggungkapkan kata-kata umpatan, kemarahan dan makiannya dengan tangan yang sama sekali tidak memberi contoh yang baik. Hal ini tentu saja bertentangan dengan sikap masyarakat indonesia dahulu yang dikenal bermoral.

Namun, bukan berarti semua generasi muda sekarang beretika buruk ada pula yang beretika baik, semua tergantung pada didikan yang mereka dapatkan bisa jadi orang tua, orang disekitarnya ataupun dari lingkungan sekolahnya.

Lebih lanjut, ada beberapa upaya internal yang dapat meningkatkan dan mewujudkan kembali moral bangsa. Diantaranya ; Pertama, meningkatkan peran keluarga dalam membentuk moral. Keluarga merupakan tempat pertama bagi setiap individu untuk dapat berinteraksi.

Maka, keluarga menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembinaan seseorang dalam membangun moral.

Kedua, Menciptkan lingkungan yang baik dalam masyarakat. Lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam membangun moral seseorang, karena dalam lingkunganlah masyarakat berkembang dan bertumbuh serta berinteraksi dengan masyarakat lain.

Maka, Dengan memilih dan menempatakan diri pada hal-hal yang positif maka pertumbuhan moral seseorang pun ke arah yang positif pula. Begitupun sebaliknya.

Ketiga, Membatasi teknologi yang ada. Pada era globalisasi ini, banyak tercipta teknologi yang sering digunakan dalam kehidupan manusia. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah setiap pekerjaan manusia, dan keperluannya.

Akan tetapi, terkadang masyarakat salah dalam mempergunakan fasilitas yang sudah ada ini untuk hal-hal yang negatif. Maka, kiranya masyarakat dapat membatasi dalam menggunakannya.

Untuk itu, Rasanya permasalahan terkikisnya etika masyarakat benar-benar harus diselamatkan agar moral bangsa Indonesia yang berdasar pancasila terus ada dan menjadi karakteristik bangsa kita.

Jangan sampai sedikit demi sedikit etika dan moral yang dibentuk dari kebiasaan bangsa yang baik mulai luntur tertimbun zaman. Karena jika kita kehilangan etika dan moral bisa jadi kita seperti manusia yang sudah tak punya urat malu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Aktivis Muda NU Minta MK Gugurkan Abuse of Power yang Merusak Demokrasi

Kopiah.Co — “Kita harus buat pernyataan seperti ini, untuk suarakan kebenaran konstitusional dan spirit Pancasila", kata Nata Sutisna, Aktivis...

Artikel Terkait