Webinar Peringatan Hari Santri Nasional Bersama DPP PDI-Perjuangan

Artikel Populer

Syadila Rizqy Al Anhar
Syadila Rizqy Al Anhar
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo | Sekretaris Umum Tanfidziyah PCINU Mesir 2022-2023

Kopiah.co – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional( HSN), Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI-Perjuangan) menggelar kegiatan webinar pada Jumat, 22 Oktober 2021. Kegiatan webinar ditayangkan pada akun resmi Youtube dan Facebook PDI-Perjuangan. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk ekspresi dan upaya partai untuk menyuarakan kembali kepada khalayak, bahwa santri memiliki peran besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Selain itu, juga dimaksudkan agar semua elemen, khususnya santri dapat meneladani para pendahu bangsa dalam semangat jihad mencintai Tanah Air dan rela berkorban untuk bangsa dan negara.

Kegiatan ini menghadirkan beberapa tokoh Indonesia, di antaranya: Bapak Ahmad Basarah (Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat), Gus Mis (Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama), Gus Nabil (Ketua Umum PP Pagar Nusa) dan Gus Falah (Sekretaris Umum BAMUSI).Meski diadakan secara daring, acara ini tetap semarak. Terbukti, acara ini telah disaksikan tidak kurang dari 500 warganet yang antusias mengkuti kegiatan.

Bapak Ahmad Basarah menyoroti sejarah ditetapkannya Hari Santri Nasional. Dirinya mengatakan bahwa cikal-bakal ditetapkannya hari santri bermula dari kampanye pilpres tahun 2014. Kala itu, dirinya dan para anggota partai bersama Bapak Jokowi berkunjung ke Pesantren Babussalam, Malang, yang kemudian membicarakan kontrak politik dengan para Kiai terkait penetapan hari santri(27/6/14). Lalu pada (22/10/15), setelah terpilih menjadi presiden, Bapak Jokowi menunaikan janji politiknya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Hal tersebut, menurutnya, adalah sebuah usaha seorang presiden dalam mewujudkan harapan-harapan pendiri bangsa agar nasionalisme dan nilai-nilai keislaman dapat bersatu padu dalam membangun Negara Indonesia.

Kemudian, dalam memaknai Hari Santri Nasional, Gus Mis menghadirkan perspektif yang berebeda. Menurutnya, merayakan Hari Santri Nasional adalah merayakan keindonesiaan. Asumsi tersebut lahir dari sejarah hebat kaum santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Lebih lanjut, dalam konteks merayakan keindonesiaan pada momen HSN, menurutnya adalah saat yang tepat untuk berupaya mewadahi para santri agar berkiprah di semua lini yang ada.

 “Alhamdulillah, kita sudah memperjuangkan undang-undang pesantren. Ada pula dana abadi. Santri punya hak tersenyum dan tertawa. Santri punya masa depan,” ucap Gus Mis.

Dirinya juga menyebutkan bahwa PDI Perjuangan sedang memperjuangkan program infrastruktur pesantren yang di antaranya berupa balai kerja pesantren dan asrama-asrama pesantren. Berhubung dengan itu, Gus Mis mengharapkan pesantren terus mencanangkan upaya diversifikasi peran santri di setiap sendi kehidupan. Santri harus mampu berperan dan mewarnai ruang-ruang strategis di Indonesia, seperti; politik, teknologi, ekonomi, riset, dan kebudayaan.

Sementara itu, Gus Falah menyoroti hubungan antara PDI-Perjuangan dengan kaum santri. Menurutnya, PDI-Perjuangan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kaum santri baik secara prinsip kebangsaan dan historis. Dirinya mengurai bagaimana Hadrotussyekh dengan Bung Karno memiliki visi dan misi yang sama dalam merajut kemerdekaan bangsa.

“Tidak ada jarak dan perbedaan yang terlalu jauh antara PDI-Perjuangan dengan kaum santri,” tegas Gus Falah.

Sebagai pemungkas acara, Maya Rachma selaku moderator, mengutarakan bahwa Hari Santri Nasional bukanlah sekadar hari peringatan, melainkan sebuah komitmen antara santri dan pemerintah untuk saling mengisi kemerdekaan dan mendukung pembangunan bangsa dan negara.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Korelasi Antara Sufistik dan Politik: Membangun Spiritualitas Kebangsaan

Oleh Fadhilah Irsyad, Mahasiswa Universitas Az-Zaitunah, Tunis. Kopiah.co - Tarekat dalam perkembangannya mengalami transformasi, tidak hanya sekedar metode penyucian jiwa,...

Artikel Terkait