Melalui Piagam Tunis, Mahasiswa RI di Timur Tengah Perkuat Wawasan Kebangsaan

Artikel Populer

Kopiah.Co — Simposium Pelajar Indonesia di Timur Tengah yang mengusung tema ‘Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah’ menghasilkan “Piagam Tunis” (24/07/2023).

Sebagai informasi, Simposium Pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika yang digelar di Tunisia pada tahun ini merupakan perhelatan akbar tahunan mahasiswa Indonesia. Diketahui lewat forum ini para mahasiswa yang tersebar di berbagai negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika membahas bagaimana diskursus moderasi beragama semakin kokoh dan agama bisa menjadi solusi bagi permasalahan dunia masa kini.

Para pelajar Indonesia menyatakan ‘Piagam Tunis’ yang berisi manifesto moderasi beragama, gerakan bersama, dan rekomendasi itu merupakan produk yang lahir dari kesadaran mahasiswa Indonesia di Timur Tengah tentang Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menginspirasi dunia.

“Piagam Tunis ini berisi manifesto moderasi beragama, gerakan bersama, dan rekomendasi. Dengan ini kami bermaksud mendorong para mahasiswa yang belajar di Timur Tengah agar orientasinya adalah ilmu pengetahuan. Pengetahuan yang dalam terhadap agama akan mengantarkan pada cara beragama yang moderat. Tujuan dan visi kami saat ini adalah bagaimana para mahasiswa di Timur Tengah dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara”, ujar Ahmad Hashif, Ketua Simposium Pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.

Saat ini isu radikalisme dan terorisme atas nama agama masih terus berlangsung. Ditambah dengan kasus intoleransi yang menjadi penyakit bagi dunia membuat para mahasiswa Indonesia merasa khawatir. Mereka berharap ‘Piagam Tunis’ yang dibuat dapat menjadi panduan yang mengantarkan para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah mampu memperkokoh wawasan kebangsaan dan kemanusiaan.

“Tujuan Tuhan terhadap agama-agama di muka bumi ini hanya satu, yaitu menjaga tatanan dunia dan memperbaiki kondisi masyarakatnya. Hal itu ditegaskan Ibnu ‘Asyur dalam kitabnya Ushul al-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam. Bahwa kemudian ada orang beragama namun mencedrai nilai-nilai kemanusiaan adalah hasil dari pemahaman keagamaan yang keliru. Maka, di ‘Piagam Tunis’ ini kami buat gerakan bersama untuk mengkaji lebih dalam tentang paradigma moderasi beragama”, tutur Hashif.

Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah saat ini berjumlah lebih dari 20 ribu. ‘Piagam Tunis’ mendorong agar para mahasiswa memiliki ketekunan dalam belajar. Selain itu, ‘Piagam Tunis’ juga menekankan Indonesia Emas 2045 di masa depan harus dibangun dengan ilmu pengetahuan.

“Kita punya bonus demografi. Para mahasiswa harus menyambut potensi besar ini. Indonesia emas 2045 nanti harus dibangun dengan ilmu. Dunia ke depan harus dibangun dengan ilmu. Jelas kata Ibnu Khaldun, ilmu jadi ciri majunya suatu peradaban”, kata Hashif.

Ia juga menegaskan para pelajar Indonesia di Timur Tengah akan bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pihak guna mewujudkan visi dan cita-cita besar ini.

“Semangat kami ini adalah semangat kolaborasi. Maka kami akan mengajak banyak pihak, terutama pemerintah dan organisasi masyarakat untuk mewujudkan misi ini. Kaum agamawan harus hadir, kolaborasi membangun kehidupan dunia yang damai dan sejahtera. Di generasi kami hingga ke depan, kita pastikan dunia tentram, tidak ada perang”, tandas Hashif ketika diwawancarai.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Aktivis Muda NU Minta MK Gugurkan Abuse of Power yang Merusak Demokrasi

Kopiah.Co — “Kita harus buat pernyataan seperti ini, untuk suarakan kebenaran konstitusional dan spirit Pancasila", kata Nata Sutisna, Aktivis...

Artikel Terkait