Ngaji Pemikiran Khudar Huseein, KOPIAH : Ulama Zaitunah Serukan Pentingnya Cinta Tanah Air

Artikel Populer

KOPIAH.Co – Pusat Studi Islam dan Sukarno, KOPIAH.Co menggelar ngaji pemikiran dengan tema, “Ulama Zaitunah di Persimpangan Perjuangan Kemerdekaan Tunisia : Membaca Pikiran Khudar Hussein” bersama para mahasiswa Indonesia di Tunisia pada Sabtu (13/01/2024).

Kegiatan yang bertempat di Sekretariat KOPIAH Tunis itu bertujuan mengenalkan jejak para tokoh Tunisia, khususnya ulama Zaitunah dalam berkontribusi bagi kemerdekaan dan pengaruh pemikirannya di dunia Islam.

Nabila Azzahra, salah satu peserta ngaji pemikiran ini menyampaikan bahwa mengenal pemikiran para ulama Zaitunah sangat penting untuk para mahasiswa yang menempuh pendidikan di Tunisia. Karena, kata Nabila, dengan mengkaji pemikiran para Ulama Tunisia yang telah berperan untuk kemerdekaan bangsanya tentu membuka pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya mengabdikan ilmu pada kepentingan umat manusia.

Untuk menjadi bangsa yang merdeka dari penjajahan bukan hal yang mudah didapat, banyak sekali tantangan juga pengorbanan yang telah para pejuang lakukan untuk melawan kolonialisme dan imperialisme.

Terlepas itu, salah satu Ulama Tunisia yang ikut berjuang untuk kemerdekaan Tunisia pada abad ke-19 sampai permulaan abad ke-20 ialah Muhammad Khudar Hussein.

Muhammad Khudar Hussein merupakan seorang cendekiawan muslim di Tunisia yang pemikiran-pemikirannya sangat moderat. Ia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, kemerdekaan, kesetaraan, toleransi, gotong-royong serta menyerukan pentingnya cinta Tanah Air.

“Khudar Hussein masa mudanya sudah belajar di Zaitunah bahkan semangatnya dalam menuntut ilmu tidak pernah padam. Karena Khudar Hussein memiliki keyakinan bahwa ilmu pengetahuan adalah kunci unggulnya suatu bangsa”, Ujar Akmal Harviansyah, salah satu peserta ngaji pemikiran.

Istimewanya, Khudar Hussein sebagai Agamawan mengajarkan cinta tanah air. Karena menurutnya, dengan cinta tanah air kita bisa terus menjaga martabat dan kedaulatan bangsa.

Selain itu, bagi Khudar Huseein, cinta tanah air juga harus terus diajarkan sehingga mampu tumbuh dalam diri manusia untuk terus mencintai dan mengabdi pada negaranya.

Khudar Hussein dalam karyanya Rasail al-Ishlah mengatakan, “kesejahteraan sebuah bangsa ialah ketika mereka diberi rasa aman dan dipenuhi hak-haknya.”

Dengan keilmuan dan pemikirannya yang sangat mapan, Khudar Hussein menuangkan ide dan gagasannya melalui tulisan. Adapun di antara karya-karyanya adalah kitab Balagah al-Qur’an, Asrar al-Tanzil, Rasail al-Ishlah, al-Syariah al-Islamiyyah likulli zaman wa makan, Dirasat fi al-Syariah al-Islamiyyah, Tunis wa Jami’ al-Zaitunah, Dirasat fi al-Lugah, Nadzharat fi al-Islam wa Ushul al-Hukm, Muhammad Rasulullah wa Khatama al-Nabiyyin, al-Da’wah ila al-Ishlah, al-Hurriyah fi al-Islam, dan lain-lain.

“Maka dari itu, kita harus memiliki semangat persaudaraan, toleransi dan cinta tanah air seperti Khudar Hussein. Agar kemaslahatan bersama maupun bangsa mampu terwujud. Dengan apa? Yaitu dengan kita terus semangat belajar. lalu untuk apa? Ya tentunya untuk kita nanti pulang ke Indonesia. Jadi kita sudah punya bekal pengetahuan yang banyak.” Tutur Dias salah satu peserta ngaji pemikiran yang juga mahasiswa Indonesia di Universitas Zaitunah Tunisia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Aktivis Muda NU Minta MK Gugurkan Abuse of Power yang Merusak Demokrasi

Kopiah.Co — “Kita harus buat pernyataan seperti ini, untuk suarakan kebenaran konstitusional dan spirit Pancasila", kata Nata Sutisna, Aktivis...

Artikel Terkait