DIALOG BUNG KARNO DENGAN SEORANG WALI

Artikel Populer

Zain Bashari
Zain Bashari
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir | Pelajar Aktif di Lembaga Ilmu Metafisika Tasawuf Islam

Dialog Presiden Soekarno Dengan Seorang wali , menjawab pertanyaan yg dicarinya selama 10  tahun.

Kopiah – Pada sebuah kesempatan di istana merdeka terjadi pertemuan antara Presiden Soekarno  dengan salah satu ulama’ sufi kharismatik yg juga ahli kimia fisika dan ilmu exact beliau adalah Prof Dr H Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi, seorang mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyyah dari Sumatera.

Sebelum masuk ke dialog inti antara Bung Karno Dan Syekh Kadirun, ada baiknya kita mengenal dulu siapakah Syekh Kadirun Yahya ini. Prof Dr Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin Msc adalah penasehat ahli Menteri negara kesra RI selama 31 tahun, rector universitas pembangunan “ PANCA BUDI ‘’ Medan ( Sumatera Utara ). Guru besar ilmu filsafat kerohanian dan metafisika. sarjana fisika – kimia. Anggota tim kolsultasi agama-agama seluruh Indonesia , seksi ilmiah 1965 -1970. anggota international language religion and science : Florence , Italy – new delhi, India ( 1960 – 1981 ). Ahli sufi tasawuf islam  (mursyid tarekat Nasyabandiyah  Khalidiyah ). Syekh Kadirun Yahya adalah salah satu ulama’ yg di nilai berhasil memadukan antara  ilmu dzikir ( tarekat ) dengan ilmu pengetahuan modern, beliau banyak menorehkan karya ilmiahnya , yg juga di seminarkan di beberpa universitas di Indonesia. beliau menyampaikan gagasan dan pemikirannya mendiskripsikan tarekat dalam sudut pandang sains yg di sebut sebagai tekhnologi metafisika Al quran, nuansa da’wah tarekat dengan pendekatan dan penyampaian yg unik ini menjadikan ciri khas yg menarik  hingga banyak di teliti akademisi dari dalam dan luar negeri.

Percakapan bung karno dengan syekh kadirun di terjemah dari bahasa inggris dan belanda :

Syekh Kadirun Yahya   di terima oleh Bung Karno pada sekitar  bulan juli 1965  bersama  beberpa rombongan  yaitu Prof  Ir Brojonegoro,   Prof  Dr Syarif Tayeb, Suprayogi, Admiral John Lie, Sucipto ( kapolri ), dan duta  besar Belanda.

‘’ wah pagi – pagi begini saya sudah di kepung oleh tiga professor ‘’, kata bung karno  Ketika menyambut prof kadirun dan beberapa tamu lain, lalu kemudian  bung karno menyilahkan untuk duduk .

‘’ professor Kadirun yahya  silahkan duduk dekat saya ‘’, permintaan president soekarno.

‘’ saya dengar tentang anda sudah 4 tahun , tapi baru sekarang aku bisa bertemu  anda, sebenarnya ada sesuatu yg akan aku tanyakan padamu ‘’. Kata presiden .

‘’ ya ,tentang ap aitu bapak president ?’’.

‘’ tentang sesuatu hal yang sudah kira–kira 10 tahun, saya cari – cari jawabannya, tapi belum  ketemu  jawaban yang memuaskan. Saya sudah bertanya kepada ulama’  dan para intelektual yang saya anggap tahu, tetapi semua  jawabannya tetap tidak memuaskan saya ‘’ .

‘’Lantas soalnya itu bapak president ?’’.

‘’saya bertanya terlebih dahulu tentang lain , sebelum saya majukan pertanyaan yg sebenarnya ‘’ jawab presiden Soekarno.

‘’ baik presiden ‘’ kata syekh kadirun Yahya.

‘’ manakah yang lebih tinggi, presiden atau jenderal atau professor di banding dengan surga?’’ tanya presiden. ‘’ surga ‘’ jawab syekh kadirun yahya. ‘’ Accord ‘’ (setuju).’’ Jawab Bung Karno.

Presiden pun bertanya  saoal berikutnya. ‘’ lantas manakah yang lebih banyak dan lebih lama pengorbanannya antara pangkat – pangkat dunia  yg tadai di banding dengan pangkat surga ?’’ tanyanya.

‘’ untuk presiden, jenderal, professor harus berpuluh-puluh tahun berkorban dan mengabdi pada Negara, nusa dan bangsa atau pada ilmu pengetahuan. sedangkan untuk mendapatkan surga harus berkorban untuk Allah SWT segala–galanya. Berpuluh–puluh tahun terus menerus, bahkan menurut agama hindu atau budha harus beribu- ribu kali hiduo  dan berabadi, baru barangkali  dapat masuk Nirwan,’’ jawab syekh kadirun Yahya. ‘’ Accord,’’  presiden Soekarno.

‘’ sekarang abru dapat  ku tangkap engkau professor ,’’ kata Bung Karno.

‘’ saya cerita sedikit dulu ‘’ kata Bung Karno.

‘’ silahkan bapak presiden ‘’ . jawab syekh kadirun yahya .

‘’ saya telah melihat teman–teman saya meninggal dunia lebih dahulu dari saya, dan hamper semua matinya jelek karena banyak dosa rupanya. Sayapun banyak dosa dan saya takut mati jelek. maka saya selediki Al qur’an dan Al hadits bagaimana caranya  supaya dengan mudah hapus dosa saya dan dapat ampuna dan bisa mati tersenyum.’’

  ‘’ lantas saya ketemu dengan satu hadits  yang bagi saya sangat berharga. bunyinya kira–kira sebagai berikut : Rasulullah SAW, bersabda : seorang Wanita penuh dosa berjalan di padang pasir , bertemu dengan  seekor anjing kehausan. Wanita tadi mengambil gayung yg berisikan air dan memberi minum anjing byg kehausan itu. Rasul lewat dan berkata : hai para sahabatku. lihatlah,  dengan memberi minum anjing itu, terhapus dosa Wanita itu. ia ahli surga.

‘’ Nah professor, tadi engkau katakana bahwa untuk mendapatkan surga harus berkorban  segala–galanya, berpuluh-puluh tahun untuk Allah baru dapat masuk surga. Itupun  barangkali. Sementara sekarang seorang Wanita yg berdosa  dengan sedikit jasa saja, itupun  pada seekor anjing pula , di hapuskan dosanya dan ia ahli surga. bagaimana penjelasan anda proffesor?’’ tanya Bung karno.

 Syekh kadirun yahya terlihat tidak langsung menjawab. ia hening sejenak. lantas berdiri dan meminta kertas . ‘’ presiden tadi bapak katakanlah10 tahun  tak ketemu jawabannya, coba kita lihat. mudah–mudahan dengan bantuan Allah dalam 2 menit saja  saya coba memberikan jawabannya dan memuaskan ,’’ katanya.

 Bung karno adalah seorang insinyur, dan syekh kadirun adalah seorang ahli kimia dan fisika, syekh kadirun yahya memulai menuliskan  penjelasannya dengan Bahasa yg setara akan keduanya.

Syekh kadirun   :                                               jawaban bung karno :

10/10                     =  1                                         ‘’ ya ‘’

10/100                  = 1/10                                   ‘’ ya’’

10/1000                = 1/100                                 ‘’ya’’

10/10,000            = 1/100                                 ‘’ya’’

1,000,000/ ~ (tak terhingga )     =  0                                           ‘’ya’’

Berapa saja + apa saja /~ = 0 ‘’ ya’’

Dosa /~ = 0 ‘’ ya’’

Nah lalu , lanjut prof

1 x ~ = ~ ‘’ ya’’

½ x ~ = ~ ‘’ ya’’

1 zarah x ~ = ~  ‘’ ya ‘’ kata presiden.

Nah sekarang ini artinya , sang Wanita , walaupun  hanya satu zarah saja jasanya , bahkan terhadap eekor anjing sekalipun , mengaitkan ,  menggandengkan gerakannya dengan yang maha akbar .’’

‘’ mengikut sertakan yang maha besar dalam Gerakan – gerakannya itu menghasilkan ibadah  yg begitu  besar , yang langsung dihadapkan pada dosa – dosanya , yang pada saat itu  juuga hancur berkeping – keeping . di torpedo  oleh pahala  yang maha besar itu . 1 zarah x ~ = ~ Dan , Dosa /~ = 0 . itulah dia jawabannya presiden ,’’ jawab syekh kadirun yahya  menyakinkan . bung karno   terdiam sejenak dan kemudian mengatakan ‘’ hebat ‘’ . bung karno pn semakin penasaran . masih ada lagi pertanyaan yang  ia ajukan .

‘’ bagaimana agar  dapat hubungan dengan  tuhan ? ‘’ katanya .

 Syekh kadirun yahya menjawab  dengan lugas . ‘’ dengan mendapatkan frekuensi- Nya . tanpa mendapatkan frekuensin – Nya tak mungkin ada kontak dengan tuhan .’’

‘’ lihat saja meski  walaupun 1 mm  jaraknya dari sebuah zender  radio , kita letakkan radio dengan frekuensi yang tidak sama , maka radio  kit aitu tidak  akan mengeluarkan suara  dari zender  tersebut .  begitu juga dengan tuhan berada lebih dekat dari  kedua urat leher kita , tak mungkin ada kontak jika frekuensi – Nya tidak kita dapatu ,’’ jelasnya .

‘’ bagaiamana agar dapat frekuensin – nya , sementara kita adlah manusia kecil yg serba kekurangan ? ‘’ tanya Bung Karno

‘’Melalui isi dada Rasulullah  SAW,’’  jawab syekh Kadirun Yahya . ‘’ dalam hadis qudsi berbunyi yang berbunyi ”إنّ هذا القرأن  طرفه بيد الله وطرفه بأيديكم  فتمسكوا به”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Aktivis Muda NU Minta MK Gugurkan Abuse of Power yang Merusak Demokrasi

Kopiah.Co — “Kita harus buat pernyataan seperti ini, untuk suarakan kebenaran konstitusional dan spirit Pancasila”, Nata Sutisna, Aktivis Muda...

Artikel Terkait