Literasi Digital Fardhu ‘Ain Bagi Kiai

Artikel Populer

Muhammad Fawaid Zuhri
Muhammad Fawaid Zuhri
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir | Anggota Lazisnu PCINU Mesir

Kopiah.co – Terbesit dalam benak kita tentang  virus Covid-19,  yang merajalela dan tak kunjung usai penularannya di Bumi Pertiwi berikut dunia.

Berbagai Undang-undang baru dicetuskan dan diberlakukan oleh pemerintah pusat maupun setempat untuk mengatasi tersebarnya virus ini. Seribu cara dan solusi supaya masyarakat waspada. Lebih dari itu, basic perpose permerintah adalah menjaga imunitas tubuh (mantain public health).

Namun anehnya kalkulasi yang ada baik PDP dan OTG, bahkan angka kematian semakin naik dan tak terbendung. Hal  itu tidak sesuai dengan ekpetasi mereka. Realita yang ada malah menjadikan imunitas masyarakat melemah dengan perasaan khawatir yang terus digemborkan oleh sosial media yang disalahgunakan.

Dilansir dari Wikipedia, pengertian Literasi Digital secara universal mencakup kemampuan mengolah teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Agar bisa memahami, menggunakan dan membagikan informasi yang didapat dari berbagai sumber media dengan rasa penuh tanggung jawab.

Menurut  Colin Lankshear, seorang pakar bahasa dan literasi mendeskripsikan literasi digital adalah sebuah pekerjaan yang lebih cenderung terhadap hal hal yang terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek pengetahuan dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan digital.

Jadi bisa ditarik kesimpulan, bahwa literasi digital adalah alat penyelamat kita dari disinformasi dan diskomunikasi yang akan menimbulkan percikan konflik antar individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok lainnya.

Meminimal adanya perpecahan yang disebabkan ketidak percayaan masyarakat kepada pakar yang berkompeten dalam bidangnya, yang dalam hal ini tim medis dan pemerintah sebagai penanggung jawab.

Peran penting literasi digital sangat penting di era pandemi, terlebih adanya toxic people yang membuat hoaks dan distorsi informasi dan komunikasi.

Sebagian masyarakat  Indonesia diadu domba oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan adanya provokator yang sangat mempengaruhi mindset mereka.

Literasi Digital merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk berperan aktif dan berpartisipasi di dunia modern dengan bijak yang mana mayoritas data ada dalam mode digital, jika dulu ada koran, majalah, buku, dan sebagainya. Sekarang dengan mudahnya data dan informasi itu diakses melalui internet dan media sosial.

Di samping hal itu jika seseorang kurang mampu dalam menguasai literasi digital, maka mereka akan tersisihkan dalam persaingan memperoleh pekerjaan, beasiswa, dan berbagai hal yang akan menguntungkan dalam kehidupan mereka.

Dan yang tidak kalah penting adalah membuat pola fikir yang kreatif dan kritis. Hal ini akan menjadikan masyarakat yang majemuk open minded, sehingga tidak mudah menyalahkan perkara yang masih bias.

Madura saya ambil sebagai contoh dalam kurangnya keterampilan literasi digital. Maraknya penyebaran COVID-19 beberapa bulan terakhir tidak menjadi efek jera bagi masyarakat daerah tersebut.

Tahlil sebagai contoh kecil tetap mereka laksanakan sebagai bentuk kurang percaya  pada hal hal yang bersinggungan dengan virus ini. Masih sering ditemukannya  praktek menuhankan kiai atau tokoh masyarakat menjadi pegangan utama, baik  perihal kesehatan, politik, bahkan urusan kekeluargaan. Sisi lain menjadikan tokoh masyarakat sebagai mentor kehidupan, bukanlah hal yang tidak baik.

Berdasarkan kejadian tersebut, ada beberapa keterampilan literasi digital yang sangat dibutuhkan oleh tokoh masyarakat, khalayak umum dan aktivis. Baik itu mahasiswa, politikus, maupun lain sebagainya.

Seperti coding, cloud software, personal digital archiving, information evaluation, dan use of social media. Sebagai penopang terjalinnya kesepakatan dan kerjasama antara pemerintah, tenaga medis dan masyarakat luas

Penulis akan  menjelaskan aspek penting literasi digital yang ada relasi di era membuminya Covid-19 dan hal lain yang berhubungan dengan literasi digital, kontestasi politik sebagai contoh kecil, dari tingkat kelurahan sampai dengan presiden, Konflik sosial masyarakat, dan yang lebih luas cakupannya adalah pemahaman beragama.

Pertama, coding merupakan keterampilan dalam mengolah HTML, CSS dan sejenisnya, yang akan membawa pemahaman tentang apa yang bisa dilakukan dengan halaman web. Agar seseorang mengetahui di mana halaman terlarang dengan tidak membuat dan menyebarluaskan halaman tersebut.

Kedua, informasi dan evaluasi, pemahaman ini sangat penting sebagai bendungan dari cyber crime dan mengolah informasi hoaks maupun penyimpangan.

Ketiga, use of social media, hal ini harus diberi sebuah edukasi dan latihan untuk mengatur penggunaan sosial media agar penggunaannya sesuai pada porsi yang seyogianya.

Pada prakteknya, bagian ketiga adalah hal yang paling mungkin untuk diterapkan. Alhasil, pemahaman dan praktek literasi digital dengan meledaknya Covid-19 dan lain sebagianya adalah sebuah keharusan bagi setiap individu agar problematika yang ada tidak semakin meluas dan bisa diatasi dengan adanya sebuah solusi baik dari pemerintah sendiri ataupun aspirasi masyarakat umum

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Ijtihad Kemanusian Imam Akbar Ahmad Ath-Thayyib

*Tulisan ini merupakan esai yang diterbitkan pada peluncuran Bunga Rampai Keazharan Bedug Media PCINU Mesir Sejak terpilihnya Syaikh Ahmad ath-Thayyib...

Artikel Terkait