Kopiah.Co — Ilmu pengetahuan menjadi kunci kemajuan suatu bangsa. Begitu kata Ibnu Khaldun, Bapak Sosiologi Dunia. Gagasan Ibnu Khaldun ini senada dengan gagasan Ganjar Pranowo, Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode yang kini menjadi Capres pada pemilu 2024, didampingi Mahfud MD sebagai cawapresnya.
Bagi Ganjar, pendidikan tidak sekadar menjadi alat untuk melawan kebodohan. Menurutnya, pendidikan juga menjadi alat memerangi kemiskinan. Gagasan Ganjar mengenai hal ini berangkat dari pengalaman pribadinya sebagai rakyat biasa yang lahir dari keluarga sederhana, melalui pendidikanlah, harkat dan martabat kehidupan keluarganya bisa terangkat.
“Pendidikan itu kunci, maka saya berani berinvestasi tinggi”, kata Ganjar. Sebab itu, selama ia memimpin Jawa Tengah 10 tahun (2013-2023), Ganjar memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Peningkatan Alokasi Anggaran untuk Pendidikan
Beberapa kebijakan yang menjadi bukti bahwa Ganjar punya perhatian lebih pada pendidikan dimulai dari gagasannya tentang peningkatan alokasi anggaran. Gagasan ini sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003, disebutkan pada pasal 49 ayat 1 yang mengamanatkan bahwa dana pendidikan, selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan, dialokasikan minimal 20 persen dari APBD.
Tahun 2014, anggaran pendididikan yang dianggarkan oleh Ganjar di Jawa Tengah mencapai 3,6 triliun, setara dengan 22,48 persen APDB Jawa Tengah. Angka tersebut terus naik, hingga pada 2018 anggaran pendidikan semakin ditambah menjadi Rp. 10,5 triliun atau setara dengan 42,13 persen APBD.
Kebijakan Ganjar ini menjadi potret betapa Pemerintahan Jawa Tengah di bawah kepemimpinannya memiliki komitmen sangat tinggi terhadap pendidikan. Kebijakan tentang pendidikan juga selaras dengan visi misi yang selalu Ganjar gaungkan, bahwa pendidikan merupakan bidang yang diprioritaskan untuk dikembangkan dan dimajukan.
Bantuan Siswa Miskin
Lahir dari keluarga sederhana, membuat Ganjar merasakan betul perasaan rakyat kecil. Maka itu, alokasi anggaran yang terus ditingkatkan untuk pendidikan dalam rangka meringankan beban dan sekaligus membuka akses pendidikan, khususnya bagi warga tidak mampu. Pada periode 2014-2018, sudah 60.244 siswa yang menerima bantuan untuk siswa miskin.
Ganjar Pranowo juga menggagas SMKN Jateng gratis yang diperuntukkan untuk warga tidak mampu, yang beberapa bulan lalu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa program Ganjar soal SMKN gratis ini dapat diterapkan di tingkat nasional. Menurut Ganjar, jika biya pendidikan di cover pemerintah, satu beban hidup warga miskin berkurang.
Ia juga menegaskan bahwa satu keluarga mesti ada satu sarjana. Sehingga dengan begitu, setiap satu sarjana tersebut dapat membantu mengentaskan kemiskinan, minimal di level keluarganya. Terbukti, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak Maret 2014 hingga Maret 2019 angka kemiskinan di Jateng turun dari 4.836.450 jiwa menjadi 3.743.230 jiwa.
Namun, Ganjar mengatakan bahwa ia belum puas. Pengentasan kemiskinan melalui pendidikan akan ia lanjutkan ke depan di tingkat nasional. Bahkan, Ganjar bersama cawapresnya, Mahfud MD berkomitmen agar kemiskinan di Indonesia menjapai 0%. Tentu hal tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan pengalaman dan komitmen yang besar, dan Ganjar Pranowo terbukti telah melakukannya selama menjadi Gubernur.
Di samping itu, terdapat banyak program dan berprestasi yang didapatkan Ganjar selama memimpin Jawa Tengah. Misalnya, Gubernur Mengajar, Sekolah Tanpa Sekat, hingga kenaikan gaji guru dan dosen.
Kesejahteraan Guru
Pemberdayaan guru pun menjadi prioritas Ganjar ke depan. Menurutnya, peningkatan gaji dan kesejahteraan guru, serta pelatihan pendidikan yang lebih berkualitas harus menjadi perhatian utama. Dibanding capres lain, gagasan Ganjar Pranowo inilah yang dinilai konkret-solutif.
Sebagai penutup, kita semua tentu harus melihat rekam jejak calon pemimpin Indonesia ke depan. Dalam konteks ini, pasangan Ganjar-Mahfud merupakan pasangan yang punya rekam jejak teruji. Keduanya pernah memiliki peran sentral di lembaga legislatif dan eksekutif, bahkan Mahfud MD pernah memimpin Mahkamah Konstitusi, lembaga yudikatif.
Jelaslah, soal pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, Ganjar Pranowo tidak hanya bicara janji, namun ia telah terbukti melakukannya karena telah memimpin daerah tingkat provinsi, bahkan hingga 10 tahun. Tentu, hal tersebut merupakan fakta yang menunjukkan bahwa gagasan Ganjar soal pendidikan lebih konkret dan solutif dibandingkan dengan capres lainnya.