Cerita dari Palestina : Berbaik Sangka kepada Imigrasi Paling Ketat, Allenby Border

Artikel Populer

Kopiah.Co — Berbaik sangka dalam menjalani apapun ternyata dapat menjadi perjalanan hidup kita menjadi ringan, termasuk saat singgah ke negeri orang, seperti di Palestina.

Penerbangan selama 6 jam dari Bandar Udara Cathage Tunisia untuk transit di Bandar Udara Hamad International Doha. Transit saya selama 10 jam, itu merupakan hal yang melelahkan bagi saya.

Setelah melewatkan pemeriksaan barang, saya langsung bergegas mencari smoking room, karena sudah sangat asam di mulut saya setelah berpuasa dari jam 4 subuh di Tunis sampai jam 12 malam di Qatar.

Setelah 8 jam saya menunggu,akhirnya dapet pesan WhatsApp dari keluarga saya, bahwasanya mereka juga sudah mendarat di Doha. Karena kami sudah membuat rencana untuk bertemu di Doha dan terbang bersama untuk melanjutkan penerbangan ke Amman,Yordania.

Akhirnya setelah 10 jam menunggu, pesawat yang saya tumpangi pun datang dan saya pun langsung terbang menuju Amman bersama keluarga.

Perjalanan memakan waktu selama 3 jam, akhirnya saya pun mendarat di tanah Yordania. Setelah melewati imigrasi saya langsung bertemu dengan agen saya yang merupakan pemandu untuk masuk ke tanah Palestina yang sekarang dibawah pemerintah Israel.

Memasuki tanah Palestina, saya menaiki mobil Van kecil yang cukup untuk 8 penumpang. Dari Bandar Udara Queen Ailia International Amman menuju border perbatasan memakan waktu 1 jam penuh.

Sampai di Border saya langsung menurunkan barang bawaan saya untuk diperiksa dan saya juga menyiapkan paspor maupun visa saya untuk mengkonfirmasi bahwasanya saya adalah wisatawan yang legal.

Setelah melewati pemeriksaan yang tidak begitu ketat, dalam benak saya muncul, kok pemeriksaannya hanya begitu saja? 

Ternyata border tadi adalah bukan border untuk memasuki tanah Palestina, akan tetapi hanya border untuk keluar dari perbatasan Yordania.

Al-hasil,saya pun langsung menaiki mobil Van kecil tadi untuk melewati Border ke-2 yaitu Allenby Border atau yang terkenal dalam bahasa Inggris yaitu King Husein Bridge Border.

Sesampainya di Allenby Border, saya rasa imigrasi ini lebih cocok untuk di sebut markas tentara, karena dari jarak 1 km sebelum Border tersebut banyak tentara Israel yang berjaga dengan senjata di badannya.

Setelah melewati beberapa pos kawalan tentara Israel, Akhirnya saya memasuki Border tersebut, Mobil Van kecil saya langsung diperiksa oleh petugas imigrasi yang dipenuhi dengan senjata. Mungkin kalau saya macam-macam waktu itu bisa jadi saya tidak bisa menulis catatan kecil ini.

Setelah melewati pemeriksaan Mobil, saya disuruh turun dan membawa barang bawaan saya untuk di periksa. Baju yang kami pakai juga diperiksa semua.

Pemeriksaan disini saya rasa adalah pemeriksaan yang paling ketat dibanding negara-negara lain yang saya sudah kunjungi. 

Saya melihat untuk anda yang membawa barang elektronik seperti laptop,handphone dll lebih baik dikeluarkan dari koper. Dan letakkan barang elektronik anda di kotak yang mereka sediakan.

Alhamdulillah, dalam pemeriksaan barang bawaan saya bernasib baik, seperti yang saya lihat ada koper wisatawan lain yang disita oleh pihak imigrasi karena tidak mematuhi aturan yang ada.

Setelah itu, saya langsung mendatangi pemeriksaan ke-2 yang mana kali ini paspor saya di periksa dan tujuan datang saya ke Israel ini.

Puji syukur, di pemeriksaan ke-2 juga saya aman dan tidak ditanyakan aneh-aneh oleh pihak imigrasi. Karena yang saya dengar ada mereka yang ditanya oleh pihak imigrasi seperti kenapa nama kamu ada muhammadnya? Dan untuk apa kamu pergi ke Arab Saudi? Dan sebagainya.

Di imigrasi ini juga, dilarang untuk mengambil vidio ataupun gambar sekalipun.

Setelah kurang-lebih satu jam, saya akhirnya berhasil melewati Imigrasi yang super ketatnya itu. Karena biasanya imigrasi itu lama dikarenakan antri yang begitu panjang tapi kali ini memang karena pemeriksaannya mereka yang begitu ketat.

Setelah pemeriksaan paspor itu selesai,  saya diberikan Border Pass, yang mana Border Pass ini berbentuk seperti kartu pengenal kita dan kita harus membawa ini kemana saja selama kita di Palestina ini. Dan Border Pass ini harus kita kembalikan lagi disaat pemeriksaan keluar nanti.

Alhamdulillah,karena selama di pemeriksaan tadi saya selalu berbaik sangka kepada penjaga-penjaga imigrasi mereka, karena jikalau kita melihat pembataian yang tersebar di media-media itu rasanya tentu sangat kejam dan menyakitkan bagi kita semua.

Al-hasil,itulah pengalaman saya di salah satu imigrasi yang paling ketat di Dunia ini. Dan bagi kalian yang ingin mengunjungi tanah suci ini jangan takut dan bimbang selagi kalian masih dikasih umur dan kesehatan.

Berbaik Sangka

Sebenernya saya sangat khawatir untuk memasuki Bumi Palestina ini karena yang tersebar dan datang kepada kita itu ya berita pembataian yang keji dan kejam oleh Israel. 

Sebelum menuju kesana, saya selalu menanyakan kepada papa saya, “pah,gimana visanya? Emang bakal di approve?” Saya pun terus berbaik sangka, semoga saja visa ini diterima oleh pihak mereka. 

Dan ternyata bukan hanya saya yang khawatir. tetapi orang tua saya juga di Tunisia yaitu Mama Maryam, saat saya izin ke beliau, beliau spontan berbicara “yang bener kamu? Yasudah jaga dirimu baik-baik dan semoga selalu mendapat perlindungan dari Tuhan.”

Saya juga tidak lupa memohon kepada Tuhan agar dilancarkan dalam perjalanan kali ini, ya karena perjalanan kali ini sangat berbeda rasanya di banding perjalanan saya sebelum nya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Aktivis Muda NU Minta MK Gugurkan Abuse of Power yang Merusak Demokrasi

Kopiah.Co — “Kita harus buat pernyataan seperti ini, untuk suarakan kebenaran konstitusional dan spirit Pancasila", kata Nata Sutisna, Aktivis...

Artikel Terkait