Pandangan Miring Masyarakat terhadap Politik

Artikel Populer

Ahmad Khotibul Umam
Ahmad Khotibul Umam
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir

Kopiah– Politik merupakan suatu bentuk keniscayaan—baik disadari atau tidak, meliputi seluruh tata kehidupan manusia. Pada mulanya politik lahir dari proses percaturan distribusi posisi dan kekuasaan. Agaknya dinamika dari praktik perpolitikan itu terkesan penuh resiko.

Dalam realitas sejarah tidak henti-hentinya politik diperbincangkan, sehingga politik turut menjadi perhatian mendasar kalangan filsuf. Terutama ketika membahas ranah aksiologi atau persoalan etika. Politik dianggap menjadi faktor utama dalam melakukan reformasi sosial.

Faktanya, masyarakat yang hidup dalam suatu sistem kekuasan, pasti merasakan dampak dari resiko dinamika politik. Akibat praktik politik yang tidak bijak dapat membuat negara dirundung sengketa yang tak berkesudahan. Hal itu disebabkan benturan dari posisi dan kekuasaan yang dikelola dengan kurang baik. Motif untuk merebut kekuasaan sering kali menghinggapi oknum politisi.
Contoh lain yang sering kali dijadikan sebagai alat perpolitikan adalah dalih atau isu-isu keagamaan. Perpecahan dari suatu agama tertentu seringkali dipicu oleh praktik perpolitikan yang tidak bijak. Seperti halnya, demi memperebutkan singgasana istana, sosok oknum politisi rawan berkonflik dengan lawan oposannya.

Permasalahan-permasalahan seputar dunia politik yang sering kali menjadi pemantik untuk meraih suara rakyat memang masih ramai diiklankan pada era sekarang. Atau mungkin praktik politik yang kurang bijak itu merupakan warisan dari insiden terdahulu yang belum terselesaikan. Alasannya karena kenyataannya memang sering kali politik dijadikan alat yang ampuh untuk merebut kekuasaan, sekalipun dengan cara yang kurang etis. Artinya sejarah menguak bahwa politik salah satu bagian peristiwa-peristiwa terdahulu dan menjadikannya sebagai budaya.

Politik itu mengerikan, kotor, senyum yang dipertimbangkan. Bermula dari traumatis muncul dari pikiran mereka bayangan besar hitam menyeramkan yang menyelimuti mereka setiap malam. Paradigma masyarakat yang mereka tangkap akibat dari politik yang tidak etis. Bahkan mengecam siapa saja yang terjun dalam ranah itu.

Haruskah seperti itu? Tentunya politik tidak selamanya dipandang buruk, karena nyatanya kekuasaan tidak lepas dari perilaku yang secara sosial dianggap “baik”. Sejatinya suatu sistem politik sanggup memenuhi harapan masyarakat tentunya dengan cara yang ideal dan benar.

Kecacatan dalam suatu sistem tidak bisa dielakkan maka dari itu pembenahan dan evaluasi terus berkelanjutan yang merupakan satu upaya merealisasikan harapan masyarakat. Tetapi tidak semua masyarakat paham akan suatu sistem dalam kekuasaan, mereka cenderung melihat pelaksana dari sistem tersebut, yang sering mereka sebut pejabat. Berbagai upaya untuk memajukan pemerintahan telah dicanangkan, salah satunya kaderisasi. Pengkaderan dilakukan untuk membentuk pemimpin yang jujur adil dan bijaksana.

Pada intinya suatu pemerintahan atau kekuasaan tidak bisa dipisahkan dari politik, yang merupakan bentuk keniscayaan dari pemerintahan itu sendiri, dalam artian lahir suatu pemerintahan itu dari politik, dan lahirnya politik itu dari pemerintahan. Pandangan buruk terhadap politik dipicu karena ketidaktahuan fungsi dan esensi dalam politik.

Kurangnya pemahaman dan juga trauma terhadap peristiwa yang lalu, yang dapat dijadikan sebab. Ada juga faktor lain misalnya ajaran-ajaran dari aliran yang tidak menyetujui suatu sistem negara yang mereka tempati ,dan juga doktrinan oposisi dari oknum yang terkait yang bertujuan untuk memprovokasi penentangan terhadap pemerintahan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Aktivis Muda NU Minta MK Gugurkan Abuse of Power yang Merusak Demokrasi

Kopiah.Co — “Kita harus buat pernyataan seperti ini, untuk suarakan kebenaran konstitusional dan spirit Pancasila", kata Nata Sutisna, Aktivis...

Artikel Terkait